SEMARANG, beritajateng.tv – Kerusakan habitat kera ekor panjang yang hidup liar di kawasan hutan di kawasan lereng gunung Ungaran ditengarai sudah semakin mengkhawatirkan.
Serangan kawanan kera liar pada lahan pertanian warga Desa Duren dan Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dituding sebagai dampak dari persoalan tersebut.
Terlebih, fenomena serangan hama kera liar di lahan-lahan pertanian milik warga tersebut sebelumnya terjadi pada masa puncak musim kemarau atau musim kering.
Namun kini, di awal musim penghujan seperti sekarang ini pun hampir tiap hari kawanan kera turun ke lahan pertanian warga. Adapun hal ini untuk mencari sumber makanan.
“Sehingga ilmu titen atau kearifan lokal para petani di desa kami seperti tidak berlaku lagi,” ungkap Antoni Cahyono (47), petani Dusun Geblog, Desa Sidomukti, Jumat 14 November 2025.
BACA JUGA: Bantu Operasi Longsor Cibeunying Cilacap, BPBD Semarang Kerahkan 12 Relawan SAR
Sebab, jelasnya, para petani biasanya bisa memprediksi kapan koloni atau kawanan kera liar tersebut akan turun dari hutan. Serta mencari sumber makan di lahan pertanian milik mereka.
Ia juga melihat, populasi primata liar di hutan yang berada di sekitar Desa Duren dan Desa Sidomukti telah meningkat dengan pesat. Kalau biasanya jumlah kera liar yang turun hanya puluhan.
Namun sekarang tidak dan ia melihat sendiri fenomena tersebut. “Sekali kawanan kera liar ini menjarah dan merusak tanaman pertanian warga, jumlahnya mencapai ratusan.













