“Untuk memakan tanaman onclang atau daun bawang satu petak (sekira 700 meter persegi) tidak butuh waktu yang lama, bahkan hanya dalam hitungan menit,” tegasnya.
Para petani, lanjut Antoni, memang belum pernah mengajukan pengurangan populasi kera ekor panjang tersebut kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Namun terkait dengan hama kera liar ini, dinas terkait pernah menyampaikan akan menanam berbagai tanaman buah. Seperti jambu, mangga dan lain- lain di kawasan batas hutan.
Hal ini sebagai solusi pengendalian agar kawanan kera liar tidak sampai turun ke lahan pertanian warga. Yakni pada saat sumber makanan yang ada di dalam hutan berkurang.
Namun sejauh mana rencana tersebut berlangsung, ia mengaku tidak tahu. “Tetapi sepertinya belum, karena kawanan kera liar saat ini hampir tiap hari turun ke lahan peeranian,” tambahnya.
BACA JUGA: Hama Kera Liar Mengganas, Petani di Dua Desa Bandungan Merugi Ratusan Juta
Sebelumnya, puluhan hektare lahan pertanian hortikultura di tujuh dusun, di wilayah dua desa. Yakni di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang dimangsa kawanan kera ekor panjang.
Belasan hektare tanaman sayuran, yang sebagian sudah siap dipanen dan tersebar di enam wilayah dusun pun rusak. Akibatnya para petani harus menangung kerugian hingga ratusan juta rupiah. (*)
Editor: Farah Nazila













