Dikatakannya, dampak transformasi desa digital diantaranya berupa akses informasi lebih cepat, adanya kemudahan informasi, pengetahuan untuk masyarakat melalui media online, serta peningkatan kualitas SDM melalui pembelajaran online dan bisnis online.
Digitalisasi sendiri bertujuan untuk menghadapi pasar global, membantu masyarakat dalam memudahkan segala aktivitas dan pekerjaan sehari-hari, hingga memberi manfaat yang efektif dalam mengoptimalkan banyak hal.
Meski begitu dia menegaskan, digitalisasi hanya sebagai alat. Sebab, teknologi informasi memiliki sejumlah dampak positif maupun negatif. Semua tergantung cara memanfaatkannya.
“Jika kita bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk hal yang positif, tentu kita diuntungkan. Namun jika kita hanya sebagai konsumen, maka kita akan dieksploitasi oleh teknologi,” paparnya.
Sementara Camat Susukan Budi Sugito memaparkan digitalisasi desa memiliki sejumlah tantangan. Diantaranya keterbatasan sumber daya manusia (SDM) berspesifikasi IT yang dimiliki kecamatan maupun desa. Padahal hal tersebut dibutuhkan untuk mewujudkan pelayanan prima di tengah tuntutan masyarakat yang semakin kompleks.
“Ada kekurangan SDM dari sisi jumlah dan kualitas. Saya sebenarnya berharap kecamatan punya dua tenaga IT yang mumpuni. Dengan begitu kami bisa mewujudkan smart village dan smart government,” tandasnya.
Dia menambahkan, desa saat ini sudah menerapkan digitalisasi meski belum optimal. Teknologi informasi tersebut bisa dimanfaatkan untuk memasarkan potensi desa agar dikenal di tingkat global. (adv)
editor: ricky fitriyanto