Semarang, 11/23 (beritajateng.tv) – Ketua Jawa Tengah DPRD Bambang Kusriyanto meminta pembangunan jalan tol Solo-Yogyakarta meminimalkan dampak negatif yang timbul ke masyarakat. Dampak negatif mencakup pengurangan lahan pertanian, hilangnya mata pencaharian masyarakat, untuk pemindahan tempat bisnis. Manajer proyek jalan tol Solo-Yogyakarta diperkirakan akan melihat pemilihan rute yang benar dan tidak ragu untuk mengubah desain rekayasa terperinci (DED) jika perkembangan di tengah jalan dianggap berbahaya masyarakat.
Bambang Kusriyanto mengatakan, pembangunan jalan tol diperlukan untuk mendukung perekonomian. Dengan jalan bebas hambatan, mobilitas populasi dan distribusi barang dapat terjadi lebih cepat. Jalan tol juga diharapkan dapat mengembangkan kemajuan di berbagai daerah yang berlalu.
Meski begitu, tidak dapat dipungkiri bahwa pembangunan jalan tol juga memiliki sejumlah dampak negatif. Di antara mereka ancaman dari berkurangnya lahan pertanian dan hilangnya mata pencaharian petani. Pria yang akrab telah disebut Bambang Kribo mengungkapkan, wilayah Solo Raya, terutama Kabupaten Klaten, yang disahkan oleh jalan tol Solo-Jogja, sejauh ini dikenal memiliki tanah subur. Klaten juga merupakan wilayah beras yang memproduksi dan menjadi salah satu lumbung makanan nasional.
“Ini harus dipertimbangkan. Keberadaan lahan pertanian dan saluran irigasi sebanyak mungkin dipertahankan. Jika tanah pertanian dipindahkan oleh jalan tol, lebih baik untuk berpikir tentang bagaimana menemukan tanah pengganti,” kata PDI-P politikus.
Dia menambahkan, itu adalah ide yang baik untuk mengubah laba bagi pemilik tanah untuk juga mempertimbangkan konsep jangka panjang. Mengurangi tanah produktif di Kabupaten Klaten karena jalan tol perlu dipertimbangkan. Kurang penting, bagaimana mata pencaharian petani dapat diganti.
Mantan ketua Kabupaten Semarang DPRD menambahkan bahwa dampak lain yang perlu diamati adalah kerugian lingkungan bagi masyarakat. Jangan biarkan pembangunan jalan raya mengakibatkan daerah yang pada awalnya tidak mengenai banjir. “Itu juga harus dipertimbangkan. Namun kemajuan pembangunan harus terus berjalan karena ini memasuki proyek strategis nasional (PSN). Tetapi masyarakat tidak boleh diabaikan,” katanya.
Konstruksi jalan tol Solo-Yogyakarta berlanjut. Jalan tol Solo-Yogyakarta akan dimulai dengan Kartasura dan terhubung ke Bandara Internasional Yogyakarta Baru (NYIA) Kulonprogo, DIY. Bagian I di Jawa Tengah di bagian Solo-Purwomartani selama 36 km di Klaten saat ini adalah kemajuan pembangunan mencapai 11,5%. Sementara bagian Bagian II Purwomartani – Gamping memiliki panjang 23,43 km. Jalan tol akan melewati 50 desa yang tersebar di 11 kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Selanjutnya, Bambang menambahkan, dampak negatif lain yang perlu dipertimbangkan adalah keberadaan tol tidak boleh membuat area yang terisolasi. Dia menyatakan, tempat tempat bisnis dan kuliner di garis pantai utara dapat digunakan sebagai pelajaran. Ini dapat diantisipasi dengan membangun banyak jalan keluar, sehingga lebih mudah bagi pengendara untuk memasuki jalan bebas hambatan.
Bambang melihat desain yang ada, jalan tol Solo-Yogyakarta akan dilengkapi dengan empat pintu keluar dan dua area istirahat yang dibangun di daerah Klaten Kabupaten. Keempat pintu keluarnya direncanakan akan dibangun di daerah Karanganom, Ngawen, Prambanan, dan Manisrenggo. Sementara dua area istirahat akan dibangun di area sabun dan Jagun.
“Jumlah jalan tol adalah salah satu cara sehingga orang tidak hanya lulus. Misalnya pada orang-orang Klaten ingin menjadi kuliner, bisa keluar ke kota untuk sementara waktu sebelum melanjutkan perjalanan. Pemerkab / pemerintah kota juga dapat mengusulkan pintu tol. Untuk pengembangan wilayah, “katanya.
(Adv)