Selama sembilan tahun terakhir, kredit kepada pelaku usaha produktif tumbuh hampir tujuh kali lipat. Kredit tersebut mencapai Rp21,85 Triliun pada Desember 2022 dari Rp 3,23 Triliun pada akhir 2013.
Bank Jateng juga mencatat prestasi dengan Kredit Mitra Jateng (KMJ) yang menawarkan suku bunga rendah sebesar 7% pada tahun 2015. Prestasi itu meraih rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai pelopor bunga rendah di Indonesia.
Bank Jateng juga telah mengambil langkah besar dalam pengembangan teknologi dan layanan digital. Hal itu terbukti dengan produk dan layanan berbasis digital seperti mobile banking, internet banking, Electronic Data Capture (EDC), cash management system (CMS), dan lainnya.
BACA JUGA: Pemprov-Bank Jateng Dorong Penerapan Transaksi Non Tunai di Setiap Desa
“Peringkat idAA- dengan prospek stabil ini mencerminkan posisi bisnis Bank Jateng yang sangat kuat. Didukung oleh pasar captive, tingkat permodalan yang sangat kuat, dan profil likuiditas yang sangat kuat. Namun, kami akan terus berusaha untuk memperkuat profil bisnis secara substansial dan konsisten, serta meningkatkan profil keuangan kami,” imbuh Irianto.
Sebagai bank yang berdiri pada tahun 1963, Bank Jateng tetap berfokus pada pembangunan daerah dengan kepemilikan saham yang terbagi. Di mana 50,0% sahamnya ialah milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan 49,9% milik Pemerintah Kota dan Kabupaten di Jawa Tengah.
Bank Jateng memiliki jaringan yang luas, dengan 43 kantor cabang dan 141 kantor cabang pembantu. Selain itu, juga terdapat 3.000 kantor kas dan payment point yang tersebar di seluruh Jawa Tengah.
Dengan pencapaian yang terus meningkat dan komitmennya terhadap pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan, Bank Jateng terus menjadi salah satu pelaku utama dalam mendukung ekonomi Jawa Tengah dan memperkuat posisinya di industri perbankan. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi