Pendidikan

Kisah Achmad Rasyid, Dari Bongkar Pasang Mobil Mainan hingga Masuk Universitas Top Dunia

×

Kisah Achmad Rasyid, Dari Bongkar Pasang Mobil Mainan hingga Masuk Universitas Top Dunia

Sebarkan artikel ini
Achmad Rasyid
Achmad Rasyid Pranata, penerima Beasiswa Garuda di University of British Columbia. (Foto: Dok. Pribadi)

SEMARANG, beritajateng.tv – Siapa sangka kecintaan seorang anak pada mainan mobil bongkar-pasang bisa membawanya kuliah ke salah satu universitas top dunia? Itulah kisah Achmad Rasyid Pranata, siswa SMA Negeri 3 Semarang yang berhasil meraih Beasiswa Garuda dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk melanjutkan studi di University of British Columbia (UBC), Kanada.

Namun, yang membuat kisahnya menarik bukan hanya destinasi kuliah, melainkan proses panjang dan strategi cermat dalam menapaki jalur pendidikan global. Beasiswa yang ia peroleh bukan sekadar tiket kuliah gratis ke luar negeri, tetapi juga hasil dari serangkaian tahap persiapan sejak kelas 11.

Menurutnya, Beasiswa Garuda berbeda dari kebanyakan beasiswa sarjana lainnya. Program ini lebih dari sekadar pendanaan, namun juga sistem pendampingan.

BACA JUGA: Berprestasi di Tingkat Global, Siswa SMAN 3 Semarang Sabet Bronze Medal di Olimpiade Biologi Internasional 2025

Rasyid, sapaan akrabnya, mengikuti program pelatihan intensif selama setahun, yang meliputi kursus bahasa Inggris, penguatan akademik, hingga proyek sosial dan sekolah musim panas (summer school) di Hong Kong.

“Semua dibiayai Kemendikbud, termasuk pelatihan dan summer school. Ini kayak pelatihan mental dan intelektual sebelum benar-benar melangkah ke jenjang internasional,” jelas Rasyid saat wawancara dengan beritajateng.tv via panggilan WhatsApp pada Sabtu, 2 Agustus 2025.

Perjalanan panjang Achmad Rasyid melalui seleksi ketat dan strategi matang

Sebelum mendaftar beasiswa jenjang sarjana, Rasyid terlebih dahulu harus diterima di universitas luar negeri. Sistem seleksi luar negeri menuntut para pelamar mendaftar ke banyak kampus sekaligus karena tenggat waktunya berdekatan.

Ia diterima di lima universitas ternama, yakni University of New South Wales, Monash University, University of Queensland, Wageningen University and Research di Belanda, dan akhirnya UBC Kanada, yang ia pilih.

Menariknya, keputusan Rasyid untuk memilih kuliah di Kanada juga dipengaruhi oleh kondisi geopolitik. Awalnya ia mendaftar juga ke universitas di Amerika Serikat (AS). Namun, karena meningkatnya isu diskriminasi dan dukungan politik AS terhadap konflik di Timur Tengah, Rasyid bersama keluarganya memutuskan mencari alternatif negara yang lebih aman secara sosial dan inklusif.

BACA JUGA: Dari Ibu Kota Jateng ke San Diego, Begini Kisah Siswi SMAN 3 Semarang Lolos 8 Kampus Bergengsi Dunia

“Awalnya di AS, tapi karena ada isu itu akhirnya pilih Kanada. Saya lebih condong ke negaranya, jadi yang enggak jauh dari AS ya Kanada itu,” jelasnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan