Meski persyaratan prestasi Beasiswa Garuda tidak secara eksplisit mewajibkan pencapaian akademik nonformal, pengalaman membuktikan bahwa prestasi tetap menjadi pembeda.
Rasyid menyertakan sederet pencapaiannya seperti juara tiga nasional lomba kewirausahaan FIKSI (Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia), beberapa medali dalam kompetisi riset tingkat nasional dan Asia Tenggara, hingga makalah ilmiah yang ia tulis bersama tim.
Dukungan keluarga dan mimpi sejak kecil
Anak pertama dari pasangan pegawai bank ini memang sudah bercita-cita kuliah ke luar negeri sejak duduk di bangku SMP. Meskipun kedua orang tuanya bekerja, kebutuhan biaya pendidikan luar negeri membuatnya menargetkan beasiswa sejak awal.
“Orang tua mendukung penuh, tapi dari awal saya memang diminta untuk cari beasiswa. Apalagi ayah sebentar lagi pensiun,” jelasnya.
Rasyid akan memulai pendidikan di UBC dengan jurusan Applied Science (Engineering) pada awal September. Keputusan memilih jurusan teknik memang berdasarkan kegemarannya dari kecil.
BACA JUGA: Kisah Unik 5 Pasang Kembar Murid Baru SMAN 3 Semarang: Dari Cita-cita Sama hingga Kepribadian Beda
“Suka ngelihat mesin-mesin gitu suka kagum. Terus dulu suka ngotak-ngatik mainan mobil remote, saya copot-copotin terus saya rakit lagi sendiri. Akhirnya SMA ngambil fisika, matematika, terus kuliahnya teknik,” tuturnya.
Calon mahasiswa kelahiran Yogyakarta, 23 Maret 2007 itu mengatakan bahwa perjalanan ke luar negeri bukan pertama kali baginya. Namun, ia tetap menyiapkan diri untuk beradaptasi di lingkungan baru, khususnya bahasa Inggris dan Matematika di awal perkuliahan.
“Saya sudah pernah ke luar negeri waktu SMA, ke Korea dan Hong Kong. Jadi enggak terlalu kaget soal budaya baru. Tapi tetap belajar lebih banyak bahasa Inggris buat speaking-nya dan Matematika dari sekarang,” tutupnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi