SEMARANG, beritajateng.tv – Naomi Daviola alias Vio, remaja yang baru genap berusia 17 tahun pada 4 Oktober lalu tak terbayang, ambisinya dalam menaklukan Gunung Slamet akan menjadi pengalaman besar dalam hidupnya.
Vio sempat dikabarkan hilang setelah melakukan pendakian tektok ke Gunung Slamet via pos pendakian Bambangan. Ia kemudian berhasil ditemukan oleh para relawan pada Selasa, 8 Oktober 2024 pagi.
Saat ditemui di rumahnya, Vio terlihat dalam kondisi sehat. Namun, ia memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya tampak mengalami luka lecet.
Sebelum tersesat, Vio mengaku turun dari puncak Gunung Slamet bersama 4 rekan sekelompoknya. Akan tetapi, saat di pertengahan jalan, ia kehilangan jejak rekan sekelompoknya.
“Abis dari puncak, kami berempat turun, paling depan ada mas-mas rambut pirang, saya ikutin tapi ternyata enggak kuat. Saya berhenti di tengah-tengah, saya tengok ke belakang masih ada dua orang, saya tengok lagi masih ada, tengok ketiga tiba-tiba ilang,” kata Vio, Rabu, 9 Oktober 2024 siang.
BACA JUGA: Perlu Persiapan Matang, Begini Tips Mendaki Gunung Bagi Pemula, Jangan Asal Berangkat!
Vio melakukan pendakian tektok Gunung Slamet bersama rombongan yang ia temui di media sosial TikTok. Praktis, ia tak begitu mengenali rekan-rekan pendakiannya.
Begitu pula 3 orang lain yang berada dalam rombongannya. Vio mengaku tak begitu kenal. Mereka hanya sesekali berbincang saat berfoto di puncak Gunung Slamet.
Saat mengetahui kehilangan jejak rekannya, Vio langsung panik. Ia berteriak meminta pertolongan. Namun nahas, tak ada siapa pun yang menyambut pertolongannya.
“Panik, saya teriak-teriak, minta tolong, tapi enggak ada siapa-siapa, depan saya semuanya hutan,” ucap Vio.
Menghadapi hujan badai berbekal jas hujan “ponco”
Tak kunjung mendapat pertolongan, Vio kelabakan dan mencari beberapa cara. Ia memutuskan untuk turun ke arah bawah, namun urung lantaran vegetasi di sekitarnya yang penuh pohon rindang.
Tak putus asa, ia kemudian mencoba naik untuk kembali ke puncak. Siapa tau bisa menemukan pendaki lain. Namun lagi-lagi, Vio tak kunjung mendapat jalan pendakian.
“Saya enggak bisa naik, karena semakin saya naik jalurnya juga semakin naik, kayak ngejar yang enggak bisa dikejar,” katanya.
Hari yang mulai sore dan kondisi tubuh yang mulai menurun, Vio akhirnya memutuskan untuk berhenti di tengah-tengah jalan. Ditambah, badai hujan menerpa Gunung Slamet membuat Vio berteduh dengan hanya berbekal jas hujan “ponco”.
BACA JUGA: Viral Siswi SMK Sempat Hilang Saat “Tektok” Mendaki Gunung Slamet, Begini Maksud Istilahnya