Sebagaimana yang ia jelaskan, Hok juga sering meminta petunjuk Dewi Kwan Im sebelum melaksanakan sesuatu.
“Saya sering mohon petunjuk. Kalau bagi saya, saya percaya petunjuk itu,” sambungnya.
Uniknya, lanjut Hok, Dewi Kwan Im selalu menunjukkan penolakan ketika diberi pertanyaan apakah mau keluar klenteng atau tidak. Alhasil, hingga saat ini, Dewi Kwan Im tidak pernah keluar dari area altar.
“Tidak pernah mau keluar kelenteng. Kayunya selalu nggak bisa berwarna kuning-merah,” ungkapnya.
BACA JUGA: Revitalisasi Kawasan Pecinan, Pemkot Semarang Fokuskan Benahi Tay Kak Sie dan Gapura
Selain penuh kepercayaan spiritual, hampir semua patung-patung di Klenteng Tay Kak Sie usianya sudah mencapai ratusan tahun. Pasalnya, mayoritas patung sudah ada sejak klenteng ini didirikan pada tahun 1746
“Dulu Tay Kak Sie tempat singgah para bhiksu. Namun dikarenakan para bhiksu itu kembali ke negaranya dan sudah meninggal, akhirnya digantikan kami,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila