Pendidikan

Kisah Siswa Sekolah Rakyat, Bungsu Nyaris Putus Sekolah Karena Orang Tua Stroke

×

Kisah Siswa Sekolah Rakyat, Bungsu Nyaris Putus Sekolah Karena Orang Tua Stroke

Sebarkan artikel ini
sekolah rakyat
Siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi Semarang, Rehan Dafa Fahreza (kiri) dan Pendamping Sosial Masyarakat, Elisabet Heru Lukitowati. Senin, 29 September 2025. (Yuni Esa Anugrah/beritajateng.tv)

Sekolah Rakyat Terintegrasi 45 Semarang ini untuk menampung anak-anak dari keluarga kurang mampu agar tetap bisa menempuh pendidikan. Dengan sistem asrama dan fasilitas lengkap, siswa dibekali tidak hanya pelajaran akademik, tetapi juga pendidikan karakter dan kemandirian.

Elisabet berharap Rehan bisa memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. “Semoga dengan segala fasilitas yang disediakan, Rehan bisa menjadi lebih baik, meraih cita-citanya, dan kelak hidupnya lebih sejahtera,” pungkasnya.

Keseharian dan Cita-cita Rehan

Di rumahnya di Kelurahan Sambirejo, keseharian Rehan tak jauh dari rutinitas sederhana. Ia terbiasa membantu pekerjaan rumah tangga sambil merawat kedua orang tuanya yang sakit stroke.

“Biasanya kalau di rumah ya bantu bersih-bersih, jagain Bapak sama Ibu yang sedang sakit,” tutur Rehan.

BACA JUGA: Pemkot Semarang Siapkan Sekolah Rakyat di Rowosari Tembalang, Termasuk SDM Tenaga Pendidik

Kini, dengan kesempatan belajar di Sekolah Rakyat Terintegrasi 45 Semarang, Rehan merasa sedikit lega karena bisa melanjutkan pendidikan. Ia ingin mewujudkan cita-citanya menjadi pengusaha meski sempat pasrah dengan keadaan.

“Saya senang bisa sekolah lagi. Persiapan baju ganti, seragam, dan ijazah sudah lengkap. Cita-citanya ingin sukses jadi pengusaha,” ungkap Rehan. (*)

Editor: Farah Nazila

 

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan