Jateng

Klenteng Grajen Gelar Cisuak-Poun, Tradisi Tolak Bala dengan Bakar Ratusan “Orang-orangan”

×

Klenteng Grajen Gelar Cisuak-Poun, Tradisi Tolak Bala dengan Bakar Ratusan “Orang-orangan”

Sebarkan artikel ini
Cisuak-Poun
Puluhan umat Tridharma Klenteng Grajen saat membakar orang-orangan dalam ritual Cisuak-Poun, Minggu, 9 Februari 2025 pagi. (Fadia Haris Jur Salsabila/beritajateng.tv)

“Tidak hanya tolak balak, semuanya bisa berdonasi ke tempat ibadah, semua shio bisa mengikutinya,” sambungnya.

Ritual Cisuak-Poun: Tolak ciong besar dan raih rezeki berlapis-lapis

Lebih lanjut, Djohan menjelaskan jika setiap rangkaian ritual Cisuak-Poun memiliki maknanya tersendiri; misalnya, pembagian kue lapis. Menurutnya, kue lapis menjadi simbol dari pengharapan akan rezeki yang berlapis-lapis.

“Kue lapis merupakan simbol memberikan rezeki yang berlapis-lapis, permen atau manis-manis agar hidup selalu manis. Sementara kipas menyimbolkan hal buruk pada tubuh, dan poun persembahan kepada dewa,” papar Djohan.

Sementara itu, pembakaran ratusan replika orang-orangan dan kapal menjadi simbol harapan tolak bala dari para umat yang dikirimkan kepada dewa. Setelah pembakaran selesai, umat kemudian mendapatkan bingkisan.

BACA JUGA: Menjaga Tradisi Imlek Lewat Kesenian Wayang Potehi

“Bingkisan itu simbol keselamatan. Biasanya berisi beras, snack, dan lainnya yang bisa dinikmati di rumah pasca ritual Cisuak-Poun,” kata Djohan.

Di tahun baru Imlek ini, Djohan berharap seluruh umat Tridharma selalu mendapat perlindungan. Apalagi, kondisi ekonomi saat ini prediksi akan berlangsung lebih berat.

Ia berharap, seluruh umat Klenteng Grajen mendapatkan kelancaran sehingga dapat melalui tahun ini dengan selamat dan penuh berkat. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan