SEMARANG, beritajateng.tv – Pemkot Semarang berkolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta sejumlah mitra strategis, seperti Undip, Universitas Gadjah Mada (UGM), Garuda Food, Lembaga Pemasyarakatan Klas I Semarang, dan kelompok tani milenial, untuk meluncurkan program ketahanan pangan berkelanjutan di Kota Semarang.
Program ini bertujuan mendorong swasembada pangan yang efisien dan ramah lingkungan, dengan fokus utama pada Kawasan Manajemen Pangan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Mijen.
Melalui kerjasama ini, Pemkot Semarang bersama BRIN dan mitra lainnya akan mengintegrasikan berbagai teknologi pertanian inovatif untuk menghasilkan pangan berkualitas tinggi.
BACA JUGA: Pemkot Akan Optimalkan 400 Hektare Lahan Pertanian di Tugu dengan Penanaman Padi Biosalin
Beberapa komoditas unggulan yang akan di tanam dalam program ini mencakup bawang merah, cabai, jagung, padi, dan kacang tanah. Program ini juga memperkenalkan teknik budidaya yang berkelanjutan sambil menjaga kelestarian alam.
Walikota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengungkapkan bahwa program kolaboratif ini bukan hanya bertujuan memenuhi kebutuhan pangan warga. Tetapi juga berkontribusi pada pelestarian alam dan pengembangan pertanian berkelanjutan di kota.
“Melalui program ini, kami ingin memastikan ketahanan pangan tidak hanya mencukupi kebutuhan warga, tetapi juga mendukung kelestarian alam,” ujarnya.
Kegiatan utama program ini akan berlangsung di BPP Mijen, yang menjadi pusat Kawasan Manajemen Pangan.
Di lokasi ini, konsep Integrated Farming System (IFS) akan di terapkan. Di mana berbagai komoditas pertanian akan diintegrasikan dalam satu sistem yang lebih efisien dan berkelanjutan.