Selain itu, Pemerintah Kota Semarang juga meluncurkan teknologi pertanian modern melalui program smart farming Ayoti (Ayo Kita Bertani). Inovasi ini memanfaatkan teknologi untuk menyederhanakan proses penyiraman tanaman dan harapannya dapat juga berfungsi untuk pemupukan di masa depan.
“Kami berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjaga ketahanan pangan di Kota Semarang. Kami punya anggaran di Dinas Pertanian, serta berharap dukungan dari CSR untuk berfokus pada ketahanan pangan,” tambahnya.
Wakil Kepala BRIN, Amarulla Octavian, menyatakan bahwa BRIN bekerja sama dengan Pemkot Semarang untuk mendukung ketahanan pangan dengan memanfaatkan BBP Mijen. “Lahan tidur di ubah menjadi lahan subur, dan hasilnya berlipat ganda dengan penerapan teknologi,” ujarnya.
Amarulla menjelaskan bahwa pertanian urban di Semarang sangat bergantung pada teknologi. “Sekitar 60 persen berasal dari teknologi dan 40 persen dari usaha para petani. Petani kota sangat berbeda dengan petani desa, dan kami berupaya menerapkan teknologi untuk meningkatkan hasil pertanian,” tutupnya.
Dengan kolaborasi antara pemerintah dan lembaga penelitian. Harapannya ketahanan pangan di Kota Semarang dapat terus meningkat dan menarik generasi muda untuk berpartisipasi dalam pertanian modern. (*)
Editor: Elly Amaliyah