”Saya melihat energi pergerakan rakyat, simpatisan, dan kader yang militan. Seharusnya, tidak akan terkalahkan jika Pilkada dilakukan secara fair, jujur, dan berkeadilan,” ujarnya.
Ketua Umum PDIP ini tidak segan menyinggung aspek etika dan moral yang menurutnya telah terabaikan. Ia menyebut tindakan mobilisasi kekuasaan sebagai pembungkaman suara rakyat.
“Apa yang terjadi saat ini sudah di luar batas etika, moral, dan hati nurani,” ujar Megawati. Ia meminta kader PDIP untuk tetap berjuang demi keadilan.
Megawati menyatakan bahwa jika praktik seperti ini dibiarkan, demokrasi Indonesia berada dalam ancaman besar. Ia menyoroti bahwa pilkada seharusnya menjadi momentum peningkatan peradaban politik.
Ia juga menekankan bahwa demokrasi tidak boleh dijadikan alat kekuasaan semata. “PDI Perjuangan tidak akan lelah berjuang melawan bentuk intimidasi kekuasaan,” tambahnya.
BACA JUGA: Daftar Timses Andika-Hendi, Ada Megawati hingga Eks Komandan Brimob: Siap Jaga Kandang Banteng!
Sebagai informasi, hasil quick count dari Litbang Kompas menunjukkan pasangan Andika-Hendi kalah telak dengan 40,70 persen suara. Sebanyak 100 persen sampel dari 400 TPS menunjukkan dominasi pasangan lawan, Ahmad Luthfi-Taj Yasin, dengan 59,30 persen suara. (*)