SEMARANG, beritajateng.tv – Total luas bahaya banjir di Jawa Tengah mencapai 935.504 hektare. Adapun daerah pantai utara (Pantura) menjadi wilayah paling rawan terkena banjir lantaran memiliki kontur yang rendah.
Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah, Bergas Catur Sasi, menyebut pengadaan rapat koordinasi (rakor) dengan menggandeng Pusdataru dan BMKG menjadi upaya pihaknya dalam mengantisipasi banjir yang akan terjadi di musim penghujan.
“Kalau dari BMCK terkait kesiapan alat berat, bersama dengan PUPR kabupaten. Kalau dari Pusdataru tadi berkaitan dengan pompa dan sarpras yang bisa digerakkan kalau terjadi banjir,” ungkap Bergas usai menghadiri rakor di Kantor BPBD Jawa Tengah, Rabu, 16 Oktober 2024.
BACA JUGA: Pemkot Semarang Intensifkan Pengerukan Sedimen Sungai, Cegah Banjir Musim Hujan
Menanggapi soal antisipasinya agar banjir di wilayah Demak-Kudus pada Januari-Februari silam tak terjadi lagi, Bergas menyebut perihal kesiapan tanggul. Pihaknya mengaku telah rapat dengan BBWS. Dalam rapat itu, kata Bergas, BBWS akan melakukan susur sungai.
“Kami dari BPBD juga meminta kepada teman-teman kabupaten/kota dan relawan untuk menginformasikan kalau ada wilayah sungai yang dikatakan rawan. Itu untuk jadi perhatian BBWS atau Pusdataru agar mereka informasikan,” jelas Bergas.
Tanggul sungai di Demak sudah ada perbaikan, cegah banjir berkepanjangan terjadi lagi
Bergas mengaku, tanggul sungai di Demak sudah diperbaiki dan menjadi lebih kuat. Hanya saja, Bergas mengingatkan sepanjang tanggul merupakan titik yang rawan.
“Maka perlu dilajukan susur sungai, ditelusuri, dilihat mana yang kemarin punya sejarah cerita limpas, dilakukan peninggian, pemadatan. Tapi kembali lagi ini dari pihak teman-teman di BBWS bagaimana, menjadi sebuah kegiatan mereka tidak?” ucap Bergas.
BACA JUGA: Nyaris Lumpuh, Jalan Pantura Semarang-Demak Banjir 40 Cm
Lebih lanjut, Bergas pun tak berhenti mengingatkan warga yang tinggal di daerah rawan banjir untuk melakukan antisipasi mandiri. Utamanya dalam menyelamatkan aset masing-masing. Sebab, kata dia, penyelamatan aset juga penting selain menyelamatkan diri sendiri.
“Segala macam benda-benda berharga untuk bisa digantung apa, disingkirkan terlebih dahululah. Atau punya tempat sementara yang bisa dijadikan tempat evakuasi saat terjadi banjir, maka keluarga ini bisa akan bergeser ke saudaranya atau ke tetangganya kah harus sudah dilakukan itu,” tandasnya.
900 ribu hektare lahan di Jawa Tengah rawan banjir, berikut daerah yang paling potensial
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Jawa Tengah, Muhamad Chomsul, menuturkan ada 935.504 hektare tanah di Jawa Tengah yang rawan banjir.
Pihaknya menyebut, total luasan daerah rawan banjir itu tersebar di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Terutama di daerah Pantura yang memiliki kontur rendah akan lebih mudah terimbas banjir karena mendapat luapan air dari hulu.