Sehingga, kata Djoko, masing-masing paslon seharusnya memasukkan program berkaitan dengan transportasi publik ke dalam janji-janji kampanye mereka.
“Sebenarnya kalau paslonnya cerdas, ini [transportasi publik] menjadi mereka untuk menarik suara, janjikan aja, emak-emak dan anak-anaknya pasti mikir,” kata akademisi Universitas Katholik Soegijapranata itu.
Soal kesediaan transportasi publik, Djoko memaparkan, Bus Trans Jateng hingga sekarang sudah beroperasi 7 koridor. Sementara Bus Trans Semarang memiliki delapan koridor utama, satu koridor khusus, dan empat koridor pengumpan (feeder).
Namun, Djoko menyebut, jika kebutuhan layanan angkutan umum di semua kawasan koridor ini bisa lebih dari 30 koridor Bus Trans Jateng.
“[30 koridor selesai berapa lama] Gampang itu, kalau perlu 5 tahun beres, tinggal mau atau tidak, pilkada [transportasi publik] harus dimasukkan dalam debatnya,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila