SEMARANG, beritajateng.tv – Belakangan ini, warga Kota Semarang mengeluhkan asap kendaraan Bus Trans Semarang. Saking pekatnya asap Bus Trans Semarang, mereka bahkan menamainya sebagai ‘cumi darat’.
Merespons hal tersebut, pengamat transportasi asal Kota Semarang, Djoko Setijowarno menilai jika asap Bus Trans Semarang merupakan masalah transportasi yang mendasar.
“Tidak mudah untuk membenahi angkutan umum di Indonesia yang sudah lama dibiarkan tidak berkembang,” katanya saat beritajateng.tv konfirmasi, Jumat, 12 Juli 2024.
Djoko mencontohkan, Bus Trans Semarang baru beroperasi pada tahun 2009, setelah dirintis sejak 2005. Atau butuh waktu 5 tahun hingga akhirnya Trans Semarang resmi beroperasi.
Artinya, dalam perencanaan dan pengoperasian Bus Trans Semarang, membutuhkan proses yang panjang. Terlebih, Bus Trans Semarang merupakan angkutan umum bersubsidi.
Sehingga, Djoko menilai jika dalam mewujudkan angkutan umum yang humanis, masalah sosial akan lebih mengemuka ketimbang persoalan teknis.
“Selain ketersediaan anggaran, juga tidak kalah pentingnya ada kemauan politik atau political will dari sang kepala daerah,” sambungnya.
Butuh intervensi pemerintah
Djoko menambahkan, pelayanan angkutan umum perkotaan yang semakin rendah bisa mendorong ketergantungan masyarakat dalam menggunakan kendaraan pribadi. Hal tersebut berpotensi mengurangi jumlah angkutan umum yang beroperasi.