SEMARANG, beritajateng.tv – Istilah kreak belakangan viral di media sosial masyarakat Semarang. Hal itu menyusul banyaknya kejadian kejahatan yang dilakukan oleh sekelompok orang pada malam hari.
Bahkan tak jarang, sejumlah kreak ini melakukan perkelahian layaknya gangster hingga menimbulkan korban jiwa. Publik kemudian marah betul terhadap kehadiran kreak yang mengganggu keamanan itu.
Lantas, siapakah yang salah dalam munculnya kreak di Semarang?
Menurut Kriminolog Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, Nur Rochaeti, fenomena kreak atau kenakalan remaja merupakan hasil dari ketidakpedulian masyarakat terhadap masalah sosial.
Eti sapaan akrabnya menuturkan, kreak merupakan hasil akumulasi dari ketidakpedulian masyarakat terhadap kondisi sosial, terutama di kalangan anak muda.
Ia menegaskan bahwa perilaku kriminal yang terjadi di kalangan remaja adalah produk dari kebutuhan individu dan kebutuhan kelompok yang tidak terpenuhi.
“Kenakalan atau kejahatan yang mereka lakukan merupakan produk kita, sebagai masyarakat, yang kurang peduli pada kondisi saat ini,” ungkapnya kepada beritajateng.tv, Jumat, 27 September 2024.
BACA JUGA: Awas Kreak! Ini Daftar Gangster yang Berkeliaran di Kota Semarang Beserta Daerah Markasnya
Ia menjelaskan, ada dua hal dasar yang berkontribusi pada munculnya perilaku menyimpang pada anak. Yang pertama adalah ketika keluarga tidak mampu memenuhi hak-hak anak, seperti pendidikan dan perhatian. Sementara yang kedua adalah lingkungan sosial yang tidak mendukung.