Bahkan, Abdul Kholik melayangkan kritiknya kepada pemerintah pusat yang menjadikan lumbung pangan hanya sebatas label untuk Jawa Tengah.
“Selama ini pemerintah pusat hanya memberi label, tapi gak bertanggung jawab kepada Jateng sebagai lumbung pangan,” tutur Kholik.
Minta proyek strategis nasional di Jateng tak raup lahan subur pertanian
Lebih lanjut, Kholik memberikan usulan jika Jawa Tengah tetap menjadi lumbung pangan. Salah satunya adalah skema pendanaan dan alokasi khusus untuk mendukung sektor pertanian di Jawa Tengah.
“Petani harus di perhatikan kesejahteraannya, di perkuat pemihakan dan perlindungan petaninya. Apakah pupuk, benih, semua dijamin. Kami minta jaminan bahwa Jateng kalau menjadi andalan lumbung pangan nasional, seluruh kebutuhan infrastruktur pertaniannya di penuhi,” papar dia.
BACA JUGA: Nana Sudjana Raih Penghargaan Bidang Ketahanan Pangan dan Pertanian
Ia pun meminta jika pemerintah pusat membangun proyek strategis nasional (PSN) di Jawa Tengah, maka proyek itu harus menghindari lahan subur pertanian dengan berbagai cara. Salah satunya adalah PSN kereta cepat Jakarta-Surabaya yang tentu akan melintasi Jawa Tengah.
“Kalau gak bisa menghindari [lahan subur], teknologinya harus di maksimalkan, jangan gunakan land-nya. Data mengatakan jalan tol menghabiskan 500 hektare lahan sawah subur. Ini kan kembali, pemerintah ingin Jateng lumbung pangan tapi kebijakannya gak sinkron dengan semangat untuk itu,” pungkas dia. (*)
Editor: Farah Nazila