SEMARANG, beritajateng.tv – Anggota DPD RI Jawa Tengah, Abdul Kholik, mengkritik status lumbung pangan yang disematkan kepada Jawa Tengah. Pasalnya, Abdul Kholik menyebut tren ketahanan pangan di Jawa Tengah mengalami penurunan dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Kondisi itu menurutnya berbanding terbalik dengan status Jawa Tengah sebagai lumbung pangan. Hal itu Abdul Kholik sampaikan usai Focus Group Discussion (FGD) di Kantor DPD RI Jawa Tengah, Kota Semarang, Rabu, 13 November 2024.
“Ketahanan pangan Jateng terus menurun, baik dari sisi produksi maupun segi luas lahan pertanian. Ini cukup serius, misalnya lima tahun terakhir luas lahan berkurang sampai 62 ribu hektare. Itu artinya equivalen dengan produksi gabah, kalau 5 tahun hampir 1 juta gabah,” ucap Abdul Kholik.
Menurutnya, tren penurunan ketahanan pangan itu justru menunjukkan rapuhnya status lumbung pangan di Jawa Tengah.
“Ini menunjukkan bahwa status lumbung pangan Jawa Tengah sebenernya sangat rapuh, ini perlu menjadi kesadaran semua pihak termasuk pemerintah daerah dan pemerintah pusat,” ujar dia.
BACA JUGA: Kolaborasi Pemkot Semarang dan BRIN, Penguatan Ketahanan Pangan Melalui Pertanian Modern
Oleh karena itu, Abdul Kholik meminta pemerintah pusat mesti melakukan tinjauan ulang terhadap kebijakan yang menjadikan Jawa Tengah sebagai lumbung pangan.
“Tetapi kalau mau konsisten, kami di beri dukungan, Jateng di dukung secara full oleh pemerintah pusat agar bisa menjadi lumbung pangan. Kalau gak didukung, lebih bagus jangan kami dijadikan lumbung pangan. Karena itu kami minta pada pemerintah pusat serius, kalau mau menjadikan lumbung pangan tanggung jawab kepada Jateng,” tegas dia.