Hukum & Kriminal

Kronologi Penculikan Siswi SDN Bulu Lor Semarang, Zainal Petir: Pelaku Ngaku Kangen Mendiang Adiknya

×

Kronologi Penculikan Siswi SDN Bulu Lor Semarang, Zainal Petir: Pelaku Ngaku Kangen Mendiang Adiknya

Sebarkan artikel ini
Siswi SDN Bulu Lor Semarang
Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Penyambung Titipan Rakyat (PETIR) Jawa Tengah, Zainal Petir, saat dijumpai di kediamannya, Minggu, 12 Oktober 2025. (Made Dinda Yadnya Swari/beritajateng.tv)

“Sudah [dilaporkan]. Jadi kejadiannya malam, terus paginya korban kita bawa ke Polrestabes untuk melaporkan kejadian ini dan Alhamdullilah langsung polisi terima. Ada pasal yang akan menjerat pelaku itu, minimal lima tahun, maksimal lima belas tahun. Belum tuntutan saja sudah ada minimalnya,” kata Zainal.

Ia berharap, proses hukum dapat berjalan maksimal dan pelaku benar-benar mendapat hukuman sesuai ketentuan yang berlaku. Zainal khawatir jika pelaku tak dapat hukuman setimpal, maka perbuatan serupa bisa terulang di kemudian hari.

“Ya, semoga saya berharap polisi betul-betul bisa menerapkan pasal ini. Karena kalau tidak diterapkan ini nanti banyak korban,” ujarnya.

BACA JUGA: Anak Korban Penculikan Trauma Meski Tak Langsung Kelihatan, Psikolog: Dampaknya Bisa Jangka Panjang

Pihaknya menyebut, setelah tertangkap, terungkap bahwa aksi ini bukan yang pertama kali FARW lakukan.

“Beruntung keluarga korban bisa menangkap tangan, ternyata ada banyak korban yang diajak untuk melakukan asusila sejak 2024, untung terungkap, kalau enggak tertangkap, enggak terungkap,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Zainal juga mengungkap, beberapa korban lain telah teridentifikasi. Adapun korban lainnya, kata Zainal, berlokasi di daerah Puspanjolo dan Jerakah.

“Kemarin sudah ada yang melapor setelah pengembangan itu, kan bisa cari alamatnya. Itu di daerah Puspanjolo, ini juga anak SD. Kemudian ada yang daerah Jerakah, itu yang sudah teridentifikasi. Nah, enggak tahu yang SMP katanya ada juga,” terang dia.

Minta Wali Kota imbau sekolah untuk pastikan siswanya pihak keluarga jemput

Lebih jauh, Zainal berharap pengawasan di lingkungan sekolah makin ketat, utamanya di lingkup TK, SD, dan SMP. Pihaknya meminta guru memastikan keluarga atau wali menjemput anak-anak saat jam pulang sekolah.

“Saya berharap Dinas Pendidikan Kota Semarang supaya menyampaikan pesan atau instruksi atau surat edaran ke TK, SD maupun SMP supaya guru-guru mengantarkan anak sampai ke pintu gerbang keluar dan memastikan anak itu sudah dijemput,” tuturnya.

Bahkan, Zainal turut menyinggung agar Wali Kota Semarang ikut turun tangan menyuarakan hal tersebut.

“Kalau perlu wali kota lah ya, wali kota meneruskan seperti itu, supaya tidak ada korban lagi,” tegasnya.

BACA JUGA: Pelaku Penculikan Siswi SDN Bulu Lor Semarang Tertangkap, Begini Modus dan Kronologinya

Zainal mengungkapkan kondisi korban masih terguncang berat. Korban yang masih duduk di bangku kelas 3 SD itu sempat enggan bicara bahkan dengan keluarga sendiri.

“Kondisi korban masih trauma. Tadinya enggak mau ngomong sama saya, enggak mau ngomong. Dengan orang tuanya juga sedikit sekali ngomong,” kata Zainal.

Setelah mendapatkan dua kali pendampingan psikolog dari Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPA) Kota Semarang, korban mulai sedikit terbuka meski belum bisa menceritakan kronologi secara penuh.

“Sudah dua kali ini, sudah sedikit mulai terbuka tapi belum bisa menggali secara utuh,” pungkas Zainal. (*)

Editor: Mu’ammar R. Qadafi

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan