SEMARANG, beritajateng.tv – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Semarang mendapatkan laporan adanya praktek politik uang yang terjadi di beberapa wilayah di Ibu Kota Jawa Tengah. Dari laporan tersebut, Bawaslu mengaku kesulitan untuk mengungkap praktek politik tersebut.
Hal ini Ketua Bawaslu Kota Semarang, Arief Rachman sampaikan usai melakukan tinjauan di TPS 6, kelurahan Pleburan, Semarang, Rabu, 27 November 2024.
BACA JUGA: Video Bawaslu Kota Semarang Awasi Ketat Politik Uang di Masa Tenang
Terkait pelanggaran yang terjadi selama masa tenang, Arief menjelaskan bahwa Bawaslu juga fokus pada pembersihan Alat Peraga Kampanye (APK) yang jumlahnya mencapai ribuan di Kota Semarang.
“Selain itu, berdasarkan laporan, ada indikasi money politic yang masuk melalui media sosial. Itu secara fakta sudah berlangsung, namun baru di laporkan hari ini,” ujarnya.
Arief memberikan contoh konkret, pihaknya baru mendapatkan informasi sekitar jam 7 malam mengenai adanya praktek money politic. Setelah dikonfirmasi, ternyata itu terjadi pada siang hari.
Politik Uang Terjadi di Beberapa Lokasi
Ia mengakui bahwa praktek politik uang ini terjadi di beberapa lokasi yang berbeda di Kota Semarang dan sedang dalam proses penelusuran. “Ada kurang lebih 10 titik yang kami pantau, dan semua ini berlangsung di beberapa kecamatan,” tambahnya.
Ia juga mencatat bahwa pada Selasa, 26 November malam, ia sempat mendatangi kegiatan di Rowosari, Tembalang, yang dilaporkan sebagai pertemuan untuk pembagian sembako. “Namun, kegiatan itu tidak terjadi,” jelas Arief.
