SEMARANG, beritajateng.tv – Pasar Sehati Semarang hadir di tengah gemuruh kota dan pasar tradisional yang serbacepat. Mengedepankan nilai gotong-royong, edukasi gizi, dan kesehatan mental, Pasar Sehati menjadi oase bulanan bagi masyarakat yang ingin belajar hidup sehat.
Diprakarsai oleh komunitas gaya hidup sehat, Pasar Sehati bermula dari sekelompok orang yang mengubah kebiasaan makan dengan menghindari gula rafinasi, gluten, dan produk susu.
Ketua Pasar Sehati Semarang, Aria Masita, mengatakan bahwa Pasar Sehati sudah ada sejak delapan tahun lalu, tepatnya 2017.
“Kami ingin menunjukkan bahwa hidup sehat itu tidak perlu ekstrem. Mulai saja dari isi piringmu,” ujar Sita, sapaan akrabnya, kepada beritajateng.tv di Urban Farming Corner (UFC) Semarang pada Minggu, 3 Agustus 2025.
Berbeda dari pasar pada umumnya, Sita menambahkan, Pasar Sehati justru menjadi tempat berbagi pengetahuan seputar gizi dan kesehatan lewat produk yang mereka jual.
“Banyak orang kira makan sehat itu hambar. Padahal kami justru bikin rasanya tetap nikmat tapi lebih mindful,” tuturnya.
Ia juga menjelaskan bahwa ada tenan yang menjual gorengan namun versi bebas gluten. Minuman manis juga tersedia namun tetap menggunakan pemanis alami dari gula kelapa, gula aren bahkan gula singkong.
Pasar Sehati Semarang pilih tenant UMKM melalui kurasi pribadi
Pasar Sehati menaungi berbagai macam pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan produk ramah lingkungan, seperti kombucha, red ginger sparkling, dawet pelangi, jamu rempah, dan masih banyak lainnya.
Uniknya, semua tenant yang ada di Pasar Sehati merupakan hasil kurasi pribadi dari Sita. Hal itu guna memastikan makanan atau produk makanan yang dijual berasal dari bahan-bahan alami tanpa ada bahan kimia.
“Teman-teman UMKM ini macam-macam ada yang dari Salatiga itu mereka datang dan bawa produknya kemudian kami pastikan kalau itu pakai bahan-bahan natural ya. Enggak boleh ada pengawet atau campuran dari produk olahan pabrik. Tentu rasanya juga terjamin enak,” kata Sita.