Dulunya, mereka hanya berfokus menjual produk-produk alami dan sehat. Kini, mereka berkembang menjadi puluhan stan makanan, minuman, kerajinan, hingga layanan konseling psikologis.
BACA JUGA: Luncurkan Pasar Srawung, Panti Mardi Utomo Semarang Ajari Warga Binaan Berdagang dan Berdaya
Tanpa sponsor maupun endorsemen
Pasar Sehati juga jadi ruang untuk menyeimbangkan mental. Berlangsung sebulan sekali setiap awal pekan, pasar ini menyediakan kelas kreatif kerajinan tangan hingga ruang konseling ringan dari psikolog komunitas.
“Kami percaya sehat itu bukan cuma soal tubuh, tapi juga pikiran dan jiwa. Jadi kami adakan cooling down bersama, dari menggambar, merajut, sampai healing class,” jelas Sita.
Menariknya, seluruh kegiatan Pasar Sehati dilakukan tanpa sponsor, tanpa endorsemen, dan tumbuh organik lewat gotong-royong sejak awal.
BACA JUGA: Mencicipi Es Gempol Kencono Minuman Legend di Tengah Bangunan Cagar Budaya Pasar Johar Semarang
Mereka bahkan berawal dari parkiran terbuka sebelum akhirnya mendapatkan ruang dari Dinas Pertanian Kota Semarang sejak tiga tahun terakhir.
Tidak ada harga mahal atau eksklusivitas. Semua produk dijual dengan harga terjangkau agar bisa diakses berbagai kalangan. Pasar Sehati bukan sekadar jualan, tetapi juga kampanye pelan-pelan yang menjangkau hati dan kebiasaan masyarakat.
“Harapannya kami bisa terus jadi tempat yang menyala, tempat di mana orang tidak merasa bersalah untuk memulai hidup sehat, tapi justru merasa diterima,” pungkas Sita. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi