Semarang, 4/10 (BeritaJateng.tv) – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah siap berkolaborasi dengan Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri untuk menekan penyebaran paham radikal. Hal tersebut disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, usai menerima Densus 88 Antiteror di ruang kerja Wagub, Senin (03/10/2022).
Wagub menjelaskan, saat pertemuan pemerintah bersama Densus 88 melakukan pemetaan langkah-langkah strategis. Salah satunya mengenai anak dari keluarga narapidana kasus teroris maupun eks napiter yang perlu mendapat internalisasi nilai Pancasila maupun agama.
“Keluarganya kita arahkan, kita dampingi, karena mereka (napiter) sudah kooperatif, memberikan masukan dan info-info ke kita. Nah ini perlu tanggung jawab kita. Dan tadi (Densus) meminta untuk beberapa pondok pesantren bisa terlibat dalam penanganan lingkaran (paham radikal) ini,” kata Taj Yasin.
Orang nomor dua di Jateng itu berharap putra-putri napiter bisa mendapatkan pemahaman agama serta wawasan kebangsaan yang utuh. Sehingga, lanjutnya, setelah keluar dari pondok pesantren mereka mendapatkan pendidikan agama yang sesuai dengan NKRI.
Wagub menjelaskan, orang dengan pemahaman radikal punya kecenderungan bahwa pahamnya paling benar. Bisa jadi, lanjutnya, hal itu dikarenakan salah memilih guru atau keliru memahami agama.
“karena kecenderungan mereka seperti itu, ya ayo kita dekatkan dengan apa yang mereka inginkan (pelajaran agama). Tetapi yang benar-benar pelajarannya itu kaffah. Benar-benar pelajarannya, pengetahuan (agama) Islam yang tidak disalah artikan sebagian kelompok,” tandasnya.