SEMARANG, 19/9 (BeritaJateng.tv) – Logo city branding Kota Semarang yang sudah diluncurkan beberapa waktu lalu bukanlah harga mati.
Pemkot Semarang masih membuka pintu diskusi dengan segenap lini untuk melakukan perbaikan jika memang dinilai logo city branding tersebut belum mewakili segenap aspirasi warga kota.
“Tentu kami memiliki keterbatasan konsep filosofi, semangat merumuskan pemikiran bersama seluruh komponen masyarakat Semarang,” terang Kepala Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Kota Semarang Budi Prakosa.
Menurutnya, logo yang sudah terbuat saat ini terdapat ruang untuk berdikusi baik secara font, simbol maupun tagline-nya.
Dijelaskan, sejarah panjang Kota Semarang dulunya merupakan pusat ekonomi sejak jaman Belanda. Dibuktikan dengan keberadaan pelabuhan yang juga menjadi sentra ekonomi di kala itu.
“Semarang mulai tumbuh sebagai titik hubung beberapa daerah meski dalam perkembangan modern masih kalah dengan Jakarta ataupun Surabaya yang juga sama-sama di pesisir utara Jawa,” ujarnya.
Latar belakang inilah yang melandasi lahirnya logo branding yang memiliki bentuk sekilas seperti virus Corona.