“Ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah). Karena banyak teman-teman bupati/walikota lain juga banyak datang ke agen-agen. Akibat kelangkaan di daerah tidak hanya di semarang,” Sebutnya.
Mbak Ita mengaku akan berkomunikasi intensif dengan PT Pertamina mencari solusi agar kelangkaan LPG bisa terselesaikan dengan baik. Sehingga masyarakat tidak lagi mengeluhkan kelangkaan gas maupun kenaikan harga.
Sementara, Hasan penanggung jawab Agen Gas PT Nawolo Bersaudara Majapahit Semarang mengaku jika adanya kelangkaan ini karena dari Pertamina sudah memberi alokasi agen sesuai ketentuannya.
“Kalau kami menyalurkan ke pangkalan pun sudah sesuai yang Pertamina berikan. Tidak ada dikurangi maupun ditambahkan,” ujar Hasan.
Menurut dia, pangkalan telah menyalurkan gas 3 Kg ini ke konsumen termasuk usaha mikro dan pengecer.
“Memang pengecer sudah dibatasi alokasinya 20 persen dalam satu kali kiriman. Jadi ya karena memang kebutuhan rumah tangga dan usaha mikro sedang tinggi, sehingga penggunaannya makin meninggkat. Apalagi setelah kejadian kebanjiran kemarin,” kata Hasan.
Hasan mengaku kebutuhan masyarakat saat Lebaran yang meningkat membuat gas LPG langka dipasaran.
“Jadi sebetulnya jumlah alokasi secara suplai dan demand ini sesuai kebutuhan. Peningkatan juga bisa karena mungkin kemarin UMKM UMKM yang pulang kampung sekarang sudah mulai berjualan. Itu mungkin menambah kebutuhan,” imbuhnya. (*)
Editor: Elly Amaliyah