SEMARANG, beritajateng.tv – Kemerdekaan tidak hanya berarti bebas dari penjajahan, tetapi juga merdeka dalam mengekspresikan diri.
Itulah semangat yang dibawa oleh anak-anak di Roemah Difabel Indonesia Puspowarno Semarang ketika mereka menggoreskan kuas pada mural bertema.
Kegiatan yang diinisiasi Komunitas Sahabat Difabel (KSD) ini menjadi simbol bahwa seni dapat menjadi medium inklusi.
Anak-anak dengan ragam kondisi, dari autisme, tuna rungu, tuna wicara, hingga difabel fisik, bersama-sama melukis tanpa rasa terhalang.
Kegiatan ini dibuka secara simbolis dengan coretan dinding oleh Founder Inspirator Roemah Difabel, Dra. Noviana Dibyantari R, yang kemudian diikuti oleh para tamu undangan.
Coretan itu nantinya akan di sempurnakan oleh Giovanni Susanto, selaku Pelatih Lukis Roemah Difabel Indonesia Semarang.
Tak hanya anak-anak berkebutuhan khusus, melukis mural inklusif ini juga mengajak siswa dari SD Kanisius Kurmosari dan SMP Muhammadiyah 4 Semarang.
Giovanni mengaku perjalanan mendampingi para anak berkebutuhan khusus penuh cerita.