Saat itu, Plasa Billiard terpaksa mengurangi meja hingga menutup setengah gedungnya. Menyisakan sekitar 19 meja saja hingga saat ini.
Beruntung, pasca Pandemi Covid-19 mulai mereda, bermain bola billiard seolah memiliki trennya kembali. Menurut Ninik, sejak akhir 2021 hingga akhir 2023 terjadi kenaikan pengunjung yang signifikan.
“Nggak hanya di Plasa Billiard, tapi di rumah-rumah billiard lain juga melejit, kelihatannya pamor bermain bola billiard lagi naik,” tuturnya.
Sejak naiknya pamor bola billiard, Ninik menuturkan, di awal 2024 muncul sekitar 15 rumah billiard baru di sekitar Kota Semarang. Di mana mereka menawarkan gedung dan fasilitas yang lebih modern.
Sehingga, lanjut Ninik, Plasa Billiard yang masih terkesan ‘jadul’ mengalami penurunan pengunjung sekitar 20 hingga 25 persen. Meski begitu, Nanik berharap jika Plasa Billiard akan terus bisa bertahan di tengah persaingan yang ada.
BACA JUGA: Tatap Muka Semarang, Cafe yang Sediakan Ruang buat Komunitas hingga UMKM!
Plasa Billiard Semarang larang keras alkohol dan bir
Salah satu yang tak bisa ditemukan di rumah billiard lain ialah Plasa Billiard menyediakan mushola. Selain itu, mereka melarang keras alkohol dan bir.
“Untuk fasilitas kita masih baik, mushola, parkir aman di dalam gedung, jarak meja satu dan lainnya nyaman, harga juga terjangkau,” kata Ninik.
Tarif Plasa Billiard terbilang sangat murah jika dibandingkan dengan rumah billiard lain. Yaitu mulai dari Rp 28 ribu perjam untuk umum, dan Rp 21 ribu perjam untuk pelajar.
“Harapannya tentu kita berupaya untuk menyesuaikan supaya Plasa Billiard masih bisa bertahan, eksis, sampai tahun-tahun yang akan datang di tengah persaingan yang semakin ketat,” harapnya. (*)
Editor: Farah Nazila