Agus menjelaskan bahwa mall modern tidak lagi sekadar tempat belanja. Pengunjung kini mencari pengalaman yang membuat mereka betah berlama-lama.
“Di dalam mall akan ada sekitar 300 tenant. Kami juga menghadirkan desain ecogreen dengan amphitheatre di bagian tengah yang memiliki pepohonan besar. Suasananya teduh, sehingga orang datang bukan sekadar belanja, tetapi menikmati waktu,” jelasnya.
Tidak hanya itu, kawasan di sebelah mall juga akan makin lengkap dengan hotel berbintang empat dari Hyatt, dengan rencana pembukaan pada 2029.
Ruang Khusus untuk UMKM Lokal
Di tengah tren komersialisasi sektor retail modern, Mall 23 Semarang tetap memberikan tempat bagi pelaku UMKM. Agus menegaskan pihaknya ingin memastikan pengusaha lokal mendapat ruang untuk memasarkan produk unggulan masing-masing.
“Kami memahami UMKM sering khawatir dengan biaya sewa. Karena itu, kami berdialog untuk mengidentifikasi produk apa yang bisa ditonjolkan. Dari situ, kami siapkan skema kerja sama yang saling menguntungkan,” tuturnya.
Pemerintah Kota Semarang Dorong Iklim Investasi Positif
Walikota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menilai kehadiran Mall 23 Semarang menjadi bukti kepercayaan investor terhadap potensi kota ini. Ia menyebut Sembiz 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat arah pertumbuhan ekonomi.
“Kami ingin Semarang tumbuh sebagai kota jasa dan perdagangan. Semakin banyak investor yang datang, semakin besar peluang usaha untuk masyarakat,” ujarnya.
Pemkot Semarang juga memperkenalkan platform digital Gemilang yang memuat daftar aset daerah yang dapat dimanfaatkan oleh investor. Langkah ini harapannya membuat proses investasi semakin transparan dan efisien.
“Sembiz sudah berlangsung selama 18 tahun. Ini menunjukkan komitmen kami untuk membuka ruang pertumbuhan ekonomi yang inklusif,” kata Agustina. (*)
Editor; Elly Amaliyah








