“Salah satunya adalah menggampangkan masalah dan melampiaskan masalah dengan kekerasan, sedangkan kalau di rumah ia dibesarkan dengan situasi penuh komunikasi, itu yang ia contoh nantinya,” lanjutnya.
Butuh pendampingan dan niat serius terhadap korban KDRT
Sementara itu, Probo menyebut terdapat tiga faktor utama penyebab terjadinya KDRT. Pertama, adanya kesalahan dari kedua pihak, baik suami maupun istri. Kedua, proses komunikasi yang tidak berjalan baik. Dan yang terakhir adalah akumulasi masalah yang selama ini terpendam
“Soal komunikasi yang tersumbat misalnya, masing-masing merasa mengerti pasangannya padahal tidak. Selain itu juga permukaannya mungkin damai, tapi masalah sebenernya tidak selesai. Kalau sudah tidak terkendali korbannya kan jadi anak,“ ungkapnya.
BACA JUGA: Heboh Wanita Tewas di Sendangguwo Karena KDRT, Psikolog Akan Tangani Keluarga Korban
Untuk menangani masalah KDRT, Probo menekankan pada proses mediasi, yaitu melibatkan orang lain yang kedua belah pihak segani. Selain itu, keinginan individu untuk berubah dan berbenah adalah kunci untuk keluar dari lingkaran KDRT.
“KDRT itu kan kumpulan kebiasaan yang menjadi perilaku. Apakah dia menyadari perilakunya salah dan menganggu. Kalau tidak menyadari akan dia lakukan terus karena itu yang paling efektif menyelesaikan masalah,” pungkasnya. (*)
Editor: Mu’ammar Rahma Qadafi