“Bayangkan itu ada yang keluar Rp14 miliar untuk DPR RI, enggak jadi. Saya khawatir akan banyak sekali BPKB ataupun sertifikat tanah digadaikan setelah ini,” guraunya.
Marak money politic, petahana berguguran
Sementara itu, terkait maraknya politik uang, Gus Romy menyebut Pemilu 2024 ini sebagai Pemilu yang paling brutal.
“Menurut saya [politik uang] ini brutal. Maka saya katakan Pemilu kali ini adalah Pemilu paling brutal, banyak incumbent berguguran,” jelasnya.
Bahkan, ia juga mendapati banyak sekali petahana yang tak mampu mempertahankan suaranya hingga mesti kalah dan tak berhasil lolos kembali.
“Saya tadi dapat laporan, misalnya, 4 dari 7 incumbent di Jambi ‘tewas’, enggak masuk [lolos] lagi,” cerita Gus Romy.
BACA JUGA: Sirekap Sempat Dihentikan Sementara, Gus Romy: Bisa Munculkan Peluang Negosiasi Suara Caleg
Ia lantas menyebut alasan atas morat-maritnya situasi Pemilu 2024 yang ramai dengan politik uang serta robohnya para petahana.
“Dan ini terjadi di mana-mana dan itu sangat saya sedihkan. Kenapa ini terjadi? Karena suara mengalami inflasi akibat penggelontoran bansos secara ugal-ugalan hanya sesaat sebelum Pemilu. Sehingga, suara di tingkat pemilih itu untuk yang caleg bagikan enggak ada harganya,” jelasnya.
Tak hanya itu, ia pun dengan tegas menganggap Indonesia sebagai negara dengan kasus politik uang tertinggi nomor satu di dunia.
“Jadi ini yang saya khawatir, yang tadinya oleh Profesor Burhanudin Muhtadi katakan sebagai negara dengan money politic tertinggi kedua di dunia. Dengan Pemilu hari ini saya yakin Indonesia menjadi negara dengan money politic tertinggi pertama di dunia. Jadi bagi negara-negara yang ingin melakukan money politic belajarlah dari Indonesia,” tandasnya. (*)