Yang membedakan Homemate Store dari kafe sehat lainnya adalah proses memasaknya. “Misalnya sayur, vitamin itu ada di kulitnya. Banyak orang mengupas wortel habis-habisan, padahal gizinya ada di kulit. Kami juga menjaga suhu masak di bawah 100 derajat supaya mineralnya tidak hilang,” terang Winiati.
Kue-kue pun dipanggang menggunakan panci satu per satu, bukan oven bersuhu tinggi. Bahkan gorengan di sini hanya menggunakan minyak satu hingga dua kali pakai. Sayuran sebagian besar berasal dari pemasok langganan, dipilih yang organik bila memungkinkan, dan dicuci dengan air berfilter khusus.
Makanan sehat bukan sekadar mengenyangkan
Bagi Winiati, esensi makanan sehat adalah memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh agar regenerasi berjalan optimal.
“Di tubuh kita ada banyak sel, dari kulit, lidah, hingga jantung, semuanya punya waktu regenerasi. Kalau kebutuhan vitamin dan mineralnya terpenuhi, regenerasi jadi lebih baik. Kalau tidak, lama-lama organ bisa rusak dan timbul penyakit degeneratif,” jelasnya.
BACA JUGA: Buat Nongki Malam Minggu, Daftar Cafe di Semarang Berikut ini Siap Buka 24 Jam
Ke depan, Winiati ingin Homemate Store bukan hanya menjadi tempat makan, tapi juga pusat edukasi tentang pentingnya pola makan sehat. Ia berharap semakin banyak orang yang sadar bahwa sehat tidak berarti hambar atau mahal.
“Kami berusaha menyediakan harga terjangkau. Semua orang bisa makan sehat tanpa harus merogoh kocek dalam-dalam. Yang penting adalah bahan yang tepat, proses yang benar, dan rasa yang tetap enak,” pungkasnya.
Berbagai menu mulai Rp15-50 ribu dengan teknik masak yang menjaga nutrisi, dan cita rasa yang memikat, Homemate Store menjadi salah satu pelopor makanan sehat yang membumi di Semarang. (*)
Editor: Farah Nazila