SEMARANG, beritajateng.tv – Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu menyebut pentingnya kolaborasi antar stakeholder dalam pengelolaan Kota Lama Semarang.
Kota Lama Semarang telah menjadi destinasi wisata unggulan Semarang. Dalam beberapa tahun belakangan ini berkat keberhasilan penataan dan revitalisasi tempat bersejarah tersebut oleh Pemerintah Kota Semarang.
Mbak Ita, sapaan akrabnya, bahkan melakukan penelitian sosial sebagai upaya yang mendukung pembenahan dan pengembangan Kota Lama dari berbagai aspek.
“Kami ingin mendapatkan masukan-masukan yang merupakan tantangan. Saya ingin ada pandangan sudut pandang lain di luar BPK2L. Kami butuh ada masukan-masukan. Ada saran-saran yang harusnya lebih galak, greget gitu. ” ujar Mbak Ita dalam kegiatan FGD Kolaborasi dalam Penataan Situs Kota Lama di Ruang Sitroom Balaikota, Jumat 14 Juli 2023.
Menurut walikota perempuan pertama di ibu kota Jawa Tengah tersebut, pengelolaan Kota Lama masih menghadapi beberapa persoalaan. Mulai dari kondisi lingkungan Kota Lama yang rawan terkena rob, kurangnya RTH, belum optimalnya pemanfaatan bangunan yang ada. Hingga belum adanya kejelasan mengenai tupoksi pengelola Kota Lama dan kurangnya koordinasi antar stakeholder.
Tantangan Pengelolaan Kota Lama
“Tantangan yang tengah pemkot hadapi terkait pengelolaan kota lama Semarang sebenarnya sama. Atau mirip dengan tantangan-tantangan yang di hadapi oleh kota-kota tua yang ada di Eropa. Seperti di Polandia, Italia, Kroasia dan Slovenia yaitu keterbatasan dana perawatan maupun perencanaan,” lanjut Mbak Ita.