Adapun keseluruhan prosesi Nyumet Dung biasanya yang melaksanakan ialah pengurus dan remaja Masjid Agung Semarang.
“Punya arti sebagai pertanda berbuka puasa. Kita mengukir sejarah, karena saat sore banyak yang hadir. Anak-anak kalau lihat kembang api juga kebahagiannya luar biasa,” sambung Ikhsan.
Nyumet Dung, mengagetkan tapi juga berkesan
Sementara itu, lantaran lama terhenti, banyak warga yang baru tahu tradisi Nyumet Dung. Terutama, para anak muda.
Seperti misalnya Farah Fadila. Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo itu mengaku baru pertama kali menyaksikan tradisi tersebut.
Menurutnya, tradisi ini cukup unik. Apalagi, ini merupakan tradisi lama yang orang-orang hidupkan kembali.
BACA JUGA: Intip 5 Lokasi Masjid di Semarang yang Menyediakan Takjil Gratis Selama Ramadhan
“Jujur baru lihat pertama kali. Unik, sih, seru walaupun awalnya agak kaget,” aku Farah.
Sementara itu, selain tradisi Nyumet Dung, masyarakat juga dapat menikmati Kuliner Ramadan yang ada di Aloon-Aloon Masjid Agung Semarang. Sehingga, selain berbuka puasa, masyarakat juga bisa menikmati wisata hiburan secara gratis. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi