“Secara dukungan partai keduanya berimbang. Sementara paslon penantang punya jaringan politik, modal sosial, dan modal finansial yang kuat. Jadi, Pilkada di Kebumen berlangsung sengit,” terang Wahid.
Lima daerah di Jateng miliki tingkat kompetisi sedang, Pemalang salah satunya
Sementara itu, tingkat kompetisi yang tergolong sedang menurut Wahid terjadi saat suatu daerah memiliki satu pasangan calon yang mempunyai mesin politik, jaringan, modal sosial, dan dukungan finansial yang cukup kuat.
Sehingga, lanjut dia, daerah dengan kompetisi sedang itu memiliki peluang untuk menang. Kendati begitu, Wahid menyebut masih ada paslon lain yang berpotensi untuk mengimbangi pada daerah tersebut.
Wahid menilai, ada lima daerah di Jawa Tengah dengan tingkat kompetisi sedang.
“Untuk tingkat kompetisi sedang itu ada Boyolali, Magelang, Tegal, Pemalang, dan Pekalongan,” bebernya.
Satu paslon mendominasi hingga lawan kotak kosong, tujuh daerah dianggap mudah menangkan Pilkada
BACA JUGA: Hari Pertama Musyawarah Terbuka Gugatan Sengketa Pilkada 2024, Dico Tak Hadir
Lebih lanjut, sebanyak tujuh kabupaten/kota lainnya di Jawa Tengah Wahid sebut memiliki tingkat kompetisi yang tergolong rendah.
“Ada satu paslon yang berpotensi besar untuk menang. Jika tingkat kompetisinya rendah, maka masa kampanye relatif akan sepi. Kompetisi yang rendah juga membuat Pilkada kurang menarik,” terang Wahid.
Pihaknya merinci, tujuh daerah itu ialah Kabupaten Semarang, Blora, Sukoharjo, Wonosobo, Banyumas, Brebes, dan Kota Pekalongan.
“Di tujuh wilayah itu ada satu paslon yang sangat mendominasi, bahkan Brebes dan Banyumas lawan kotak kosong,” tandasnya. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi