Sehingga, tinggal dan membersamai kegiatan Roemah Difabel akan menjadi langkah bagus dalam perjalanan para frater. Sebab, frater nantinya akan menjadi pastor, tentu harapannya mampu menerapkan misi kesejahteraan KLMTD tersebut.
“Jadi istilahnya kami memberikan sensibilitas difabel kepada frater-frater, sehingga mereka tau caranya berkomunikasi dengan teman-teman difabel,“ harapnya.
Selain terlibat dalam semua kegiatan Roemah Difabel, para frater juga akan berkesempatan mengisi pelajaran agama Katolik. Sebab, mereka memang memelajari Ilmu Teologi.
BACA JUGA: Inspiratif! Ini Kisah Perjuangan Fransiska Nita Lulus PPG dengan IPK Sempurna
“Sehingga nanti frater mampu menambah pemahaman anak-anak menjadi lebih kuat dibanding yang ngajar guru biasa,” ucap Novi.
Sementara itu, salah satu frater, Martinus Dendo Ngara, mengaku tak sabar mendampingi difabel selama satu bulan. Ia pun mengungkapkan rasa penasarannya terhadap para difabel. Sebab, selama ini ia menganggap anak difabel cenderung pasif.
“Pemikiran saya mereka adalah orang yang pasif, tapi tadi sampai di sini justru disambut dengan hangat, tidak menyangka,” ucap Martinus. (*)
Editor: Mu’ammar R. Qadafi