SEMARANG, beritajateng.tv – Sebulan ke depan, empat mahasiswa Program Studi Teologi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta bakalan menetap di Roemah Difabel.
Pendiri Roemah Difabel, Benedicta Noviana Dibyantari, menjelaskan, keempat mahasiswa itu juga merupakan frater atau calon pastor dari Kongregasi Redemptoris Propinsi Indonesia. Pusat pendidikan frater itu sendiri berada di Sumba, Nusa Tenggara Timur.
Saat ini, keempatnya akan menetap di Roemah Difabel sebagai kegiatan pengabdian sosial yang merupakan kewajiban dari kampus.
“Jadi frater-frater dikirim ke panti-panti, mulai dari panti jompo, panti asuhan, panti ODGJ, dan lain-lain. Kebetulan juga ada yang ke sini, ke Roemah Difabel,” jelasnya kepada beritajateng.tv, Kamis, 4 Juli 2024.
BACA JUGA: Jadi Pelayan Tuhan Bukan Halangan, Suster di Semarang Tetap Semangat Tempuh Pendidikan Tinggi
Novi menuturkan, ini adalah kali kedua frater dari Kongregasi Redemptoris Propinsi Indonesia belajar ke Roemah Difabel. Nantinya, keempat frater akan mengikuti seluruh kegiatan di sana selama satu bulan penuh.
Tempatnya sendiri rutin memiliki kelas pembinaan bagi para anggotanya, mulai dari kelas etika, kelas hidroponik, kelas public speaking, hingga kelas menjahit.
“Nanti semua frater-frater terlibat di sana untuk mendampingi teman-teman difabel. Selain itu juga kami libatkan dalam kegiatan lingkungan dan kehidupan bermasyarakat,” sambung Novi.
Belajar sensibilitas inklusi di Roemah Difabel
Lebih jelas, Novi menerangkan bahwa dalam ajaran Katolik terdapat misi untuk mewujudkan kesejahteraan sosial umat KLMTD atau Kecil, Lemah, Miskin, Terpinggirkan, dan Disabilitas.