Model yang dibuat tidak boleh sama dengan yang ditempati di dunia. Soalnya kalau kita bikin rumah yang ditempati di dunia, seolah-olah rumahnya ada di sana. Biar tidak ada gangguan, harus dibikin beda,” papar Ong.
Lebih lanjut, Ong membutuhkan waktu antara satu hingga dua minggu untuk menyelesaikan satu rumah arwah. Tergantung ukuran dan tingkat kesulitannya.
Sejauh ini, Ong telah menyelesaikan sejumlah pesanan rumah arwah untuk perayaan Imlek nanti. Kebanyakan pesanan berasal dari luar Kota Semarang.
“Nanti tanggal 25 ngirim ke Solo, lalu tanggal 27 ke Pekalongan. Kalau yang Banjirmasin, pemesan datang kesini karena tau di Semarang ada yang bikin rumah arwah. Terus upacaranya di Semarang,” ucapnya.
BACA JUGA: Semarak Jelang Imlek, Penjualan Angpao dan Pohon Sakura di Kota Semarang Mulai Laris Manis
Kedepannya, Ong berharap kerajinan rumah arwah masih mampu bertahan di tengah kemajuan zaman. Ia ingin, generasi muda mengenal dan melestarikan rumah arwah.
“Saran saya, mungkin melalui sekolah, pelajaran, atau keagamaan, lalu di kenalkan kepada anak-anak sekarang bisa jadi lebih berkembang,” tandas Ong. (*)
Editor: Farah Nazila