SEMARANG, beritajateng.tv – Seiring dengan kemajuan zaman, para pengasuh pesantren dituntut responsif dalam menghadapi perkembangan yang terjadi, tanpa harus meninggalkan nilai-nilai pesantren yang sudah ditanamkan para guru pendahulu.
Hal ini terungkap dalam Halaqah Para Pengasuh Pondok Pesantren Se-Jawa Tengah, yang berlangsung di Gedung PGRI Kabupaten Semarang, kompleks GOR Pandanaran, Wujil, Kabupaten Semarang, Jumat 24 Oktober 2025.
Dalam halaqah yang di gelar Rabithah Ma’ahid Ismaliyyah Pengurus Wilayah Jawa Tengah ini, Rois Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidullah Shodaqoh menekankan kembali pentingnya nilai- nilai pesantren.
Bagaimana meneguhkan kembali nilai-nilai pondok pesantren. Yang mana telah guru, ulama Nusantara, tanamkan dalam membangun karakter dan nilai luhur bangsa Indonesia.
“Maka prinsip menjaga tradisi almuhafadhatu atau menjaga hal-hal baik harus di pegang teguh. Baru al-akhdzu atau mengambil hal baik yang lebih baik,” tandasnya.
BACA JUGA: Gus Rozin Nilai UU Pesantren Baru Terlaksana 20 Persen: Hanya Fungsi Pendidikan, Dana Abadi Belum
Selaras tema halaqoh “Meneguhkan Peran, Merespon Perubahan”, Ketua Tanfidziah PWNU Jawa Tengah, KH Abdul Ghaffar Rozin berpendapat, transformasi pesantren menjadi penting.
“Hal ini tidak terlepas dari persolan pondok pesantren yang akhir-akhir ini sedang menjadi sorotan yang luar biasa,” ungkapnya.













