Meski begitu, ia menunjukkan optimisme tinggi terhadap upaya pelestarian. Sekitar tujuh puluh hingga delapan puluh persen struktur asli masih terjaga. Pilar kayu jati, bentuk atap, serta tulisan “S.I.” tetap terlihat kuat.
“Keaslian bangunan masih dominan, ini menjadi modal utama pelestarian,” katanya.
Program revitalisasi bertujuan menghidupkan kembali marwah Semarang sebagai kota pergerakan. Pemerintah berharap ruang bersejarah tersebut mampu menyatu dengan kebutuhan kreatif generasi muda.
BACA JUGA: Kontroversi Fadli Zon soal Penulisan Sejarah Ulang, Bambang Pacul: Jangan Intervensi Sejarawan
“Saya ingin tempat ini hangat bagi warga, tempat berkarya serta menikmati sejarah,” ujar Fadli.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, menyambut baik perhatian pemerintah pusat. Ia sepakat melaksanakan pemugaran tahun 2026 agar fungsi edukasi serta kebudayaan kembali optimal.
Agustina mengingatkan status gedung sebagai cagar budaya kota sejak 2014. Proses pemugaran wajib mengikuti kaidah ketat serta melibatkan tenaga ahli bersertifikat.
Pemerintah kota juga mengajak partisipasi warga sekitar agar gedung tetap hidup sebagai ruang publik berkelanjutan. (*)













