“Tapi tau ada roti ganjel rel. Cuman sebelum-sebelumnya nggak sempet ikutan. Harapannya semoga puasanya lancar, sehat, barokah semuanya,” sambung Alfi.
Berkah dengan berebut roti ganjel rel di Dugderan Semarang
Hal serupa juga dirasakan oleh Rohatun. Warga Semarang Timur itu juga baru pertama kali mencicipi roti ganjel rel. Bahkan, ia baru tau ada kue tradisional bernama roti ganjel rel di Semarang.
“Ini pertama kali makan dan berebut juga. Sebelumnya nggak tau ganjel rel taunya baru ini. Rasanya manis, kaya ada jahe-jahenya, legit,” katanya.
Sementara itu, Sekretaris Bidang Ketakmiran Masjid Agung Semarang, Muhaimin menjelaskan, roti ganjel rel bukanlah roti biasa. Apalagi menjelang momen bulan Ramadan.
BACA JUGA: Serba Rp5 Ribu, Begini Keseruan Market Day TKN Pembina Sambut Ramadan, Kayak Dugderan!
Menurutnya, roti ganjel rel memiliki filosofinya tersendiri yang erat dengan pelaksanaan puasa.
“Ganjel rel itu dari kata ganjel dan rel. Maksudnya, kalau kita masuk ke puasa, hati jangan ganjel. Tapi rela. Rela itu berarti menerima dengan baik, itu rela,” katanya.
“Jadi dalam melaksanakan puasa itu kita jangan sampai ‘wah kok poso meneh’. Jadi ini kita harus landasi hati jangan ganjel dan harus rela,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila