SEMARANG, beritajateng.tv – Di tengah pesatnya pertumbuhan jual beli melalui marketplace maupun e-commerce, para pedagang sandang di pasar tradisional tetap bertahan kendati jumlah pembeli terus berkurang.
Situasi yang kurang berpihak bagi para pedagang sandang ini, setidaknya dapat disaksikan di Pasar Projo, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
Suasana blok kios sandang, di lantai II pasar Projo Ambarawa yang semakin lengang, sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Tidak ada lagi hiruk- pikuk pembeli apalagi kesibukan transaksi.
“Tetap kami syukuri, walaupun sehari hanya laku satu dua potong,” ungkap Fauzum (46), salah satu pemilik kios sandang di pasar Projo Ambarawa, Selasa 22 Juli 2025.
Ia mengaku, sudah 20 tahun lebih berjualan sandang di pasar Projo Ambarawa. Saat ini kondisinya memang sudah jauh berbeda ketimbang delapan hingga 10 tahun yang lalu.
BACA JUGA: Meski Arus Balik Lebaran Usai, One Way Depan Pasar Projo Ambarawa Tetap Lanjut
Tak sedikit pedagang sandang yang tidak mampu bertahan dan akhirnya gulung tikar. Sehingga blok sandang yang awalnya cukup ramai sekarang ada belasan kios yang sudah tutup.
Yang membuat warga Banyubiru ini tetap bertahan adalah kebutuhan. Walaupun harus terengah-engah yang penting bisa membantu menutup kebutuhan hidup harian.
Termasuk untuk membayar retribusi yang menjadi kewajiban harian bagi pemilik kios. “Istilahnya, dulu masih bisa nabung, kalau sekarang sudah sangat berat,” tambahnya.
Sepinya blok kios sandang di pasar Projo Ambarawa juga diamini oleh Widowati (40), seorang penjaga kios tas dan sepatu. “Jangankan untuk harian, mau lebaran kemarin juga sepi,” katanya.