“Ini semakin membuktikan bahwa transaksi sekarang basisnya digital,” katanya saat beritajateng.tv hubungi, Sabtu, 19 Oktober 2024.
BACA JUGA: Fenomena Doom Spending Kalangan Gen Z, Pakar Ekonomi Undip Ingatkan Soal Krisis Moneter 98
Lebih lanjut, Nanda menyebut jika transaksi digital memiliki beragam dampak. Dari sisi makro ekonomi misalnya. Nanda menilai, peningkatan transaksi digital akan mendorong kecepatan peredaran uang.
Hal itu kemudian berbanding lurus dengan transaksi ekonomi yang efisien. Sehingga, kata dia, transaksi digital nantinya akan berdampak pada output secara ekonomi makro yang akan meningkat juga.
“Transaksi efisien melalu transaksi digital menciptakan kecepatan transaksi, itu dapat mendorong output ekonominya yang mengakselerasikan pertumbuhan ekonomi,” beber Nanda.
Ia menambahkan, pada pengembangan transaksi digital terutama QRIS, Bank Indonesia berprinsip pada Cepat, Mudah, Murah, Aman, dan Handal (Cemumuah).
Semua pengembangan infratruktur digital saat ini, kata Nanda, hanya bertujuan jntuk meningkatkan efisiensi dan output ekonomi.
“Sehingga nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila