Penugasan ke Nepal yang jadwalnya pada 8–12 September 2025 ini, menjadi kesempatan emas bagi Tecky untuk membangun jejaring global. Selain itu, ia juga berkesempatan membagikan pengalaman yang diperoleh saat menjadi co-fasilitator Training of Trainers MLP Batch 2 di Indonesia.
Namun, perjalanan itu tak hanya soal berbagi ilmu. Di tengah krisis politik yang melanda Nepal, Tecky mengaku mendapatkan pengalaman berharga mengenai manajemen krisis dan diplomasi internasional.
“Bagi saya, keseluruhan kejadian ini adalah pengalaman tak ternilai. Kami datang untuk mendukung bidan Nepal agar mampu menjadi agen perubahan, tapi justru harus menghadapi situasi darurat. Dari sini saya belajar pentingnya koordinasi lintas negara, kerja protokoler keselamatan, dan membangun jejaring internasional,” ungkapnya.
BACA JUGA: Tiga Hari Terisolasi di Hotel, Dosen Poltekkes Semarang Ini Jadi Saksi Kerusuhan Nepal
Menurutnya, penugasan ini akan terus dikenang bukan hanya sebagai bagian dari kontribusi akademik, tetapi juga sebagai misi kemanusiaan yang membawa manfaat nyata bagi pengembangan kebidanan di Asia. (*)
Editor: Farah Nazila