“Guru honorer menurut undang-undang ASN itu harus selesai tahun ini,” sambung dia.
Kendati demikian, yang terjadi justru sebaliknya. Kondisi di Provinsi Jawa Tengah adalah jumlah honorer lebih banyak dari formasinya.
Pihaknya pun berharap mulai tahun 2025 tidak ada lagi guru dengan status honorer. Muhdi pun mendorong agar PPG atau sertifikasi guru kuotanya diperbesar. Sehingga tahun depan, jumlah guru yang pensiun dan pengangkatan guru sebanding.
“Jadi jumlah ke depan kalau sudah cukup (semua guru honorer diangkat PPPK/ASN) itu yang pensiun berarti diangkat sejumlah itu. Kalau tahun depan butuh 80 ribu, tahun ini nyeleksi 80 ribu,” ungkapnya.
BACA JUGA: Peringati Hari Guru 25 November 2023 dengan Kata-kata Mutiara Berikut ini, Lengkap dengan Maknanya
Lebih lanjut, Muhdi menyebut jumlah guru honorer dengan status P1 di Jateng berkisar 4000. Padahal, formasi untuk guru PPPK di Jateng 2.990.
Jelas jumlah ini tidak bisa menampung semua guru yang sudah P1. Pihaknya pun menuntut agar pemerintah konsekuen terhadap UU ASN yang menegaskan tahun 2024 tidak ada lagi guru honorer.
“Artinya angkat semuanya (guru honorer) dan pemerintah pusat sekarang sudah tidak lagi membuat passing grade siapapun yang ikut seleksi memenuhi syarat nanti cuma di rangking kalau kebutuhannya 100 yang daftar 100 terima semua,” tandasnya. (*)
Editor: Farah Nazila