3 murid ABK diterima lewat jalur afirmasi
Sementara itu, Nur Subagio juga menambahkan ada 3 Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang diterima di SMAN 3 Semarang pada tahun ajaran ini.
“Ada 3 ABK, dua tuna rungu dan yang satu itu dia punya gangguan kecemasan tinggi,” tuturnya.
Nur Subagio menceritakan bahwa hal itu pihaknya ketahui saat proses pendaftaran. Anak tersebut menjadi panik karena berada di keramaian sehingga harus orang tuanya dampingi.
“Kemarin juga pertama itu di ruang pelayanan kan ramai, banyak orang antri ya. Anaknya itu sampai di bawah itu duduk jongkok di bawah gitu sampai ketakutan. Akhirnya ibunya masuk menemani,” cerita Nur Subagio.
Nur Subagio mengatakan bahwa ketiga anak tersebut diterima melalui jalur afirmasi.
“Mereka prioritasnya masuk lewat jalur afirmasi. Jalur afirmasi itu seperti anak panti, anak lulusan pondok pesantren, anak berkebutuhan khusus dan kurang mampu,” terangnya.
BACA JUGA: SPMB Hari Kedua, SMAN 1 Semarang Target Capai 150 Siswa
Guru itu juga menjelaskan bahwa sekolah sudah mepersiapkan lingkungan yang nyaman untuk murid ABK.
“Tahun lalu ada juga yang tuna rungu, tapi mereka sudah ada alat batu dengar jadi ya memudahkan untuk berkomunikasi,” katanya.
Pihak sekolah juga memiliki kebijakan untuk menempatkan kelas yang memiliki ABK untuk berada di lantai 1.
Terkait murid baru yang memiliki gangguan kecemasan tinggi tersebut, Nur Subagio mengatakan bahwa murid tersebut mulai beradaptasi dengan lingkungan sekolah.
“Kemarin waktu daftar ulang juga sudah sendiri sih. Dia juga sudah berinteraksi dengan teman di sebelahnya,” tuturnya.
Nur Subagio berharap para murid baru di SMAN 3 ini dapat mempertahankan dan menorehkan prestasi yang lebih gemilang dari tahun sebelumnya. (*)
Editor: Farah Nazila