“Kalau laki-laki itu ada pemeriksaan kanker paru, usus besar. Pemeriksaan fungsi paru, di cek apakah ada penyakit paru obstruktif kronis, sesak nafas akibat elastisitas paru-paru berubah,” jelasnya.
Untuk calon pengantin, akan ada pemeriksaan kadar hemoglobin, sifilis, dan HIV.
Lebih lanjut, skrining kesehatan tahap kedua pada kelompok dewasa mencakup indikasi penyakit stroke dan jantung.
“Dicek kondisi lemak darah dan kelistrikan jantungnya atau elektrokardiografi (EKG), ginjal hilium, pengecekan sirosis hati,” jelasnya.
Daftar pemeriksaan kelompok lansia
Pengecekan untuk lansia hampir sama dengan kelompok dewasa. Hanya saja, ada tambahan pemeriksaan terkait tanda-tanda penuaan atau aging yang menyebabkan penurunan kualitas hidup.
“Seperti apakah ada gangguan pendengaran, pengelihatan, gerak, orientasi atau demensia. Ketika di tanya A jawabnya seperti apa,” ungkap dia.
Bagaimana tindak lanjut hasil pemeriksaan?
Terkait hasil pemeriksaan cek kesehatan gratis, ada empat kondisi mungkin terjadi. Antara lain normal, risiko, prapenyakit, dan penyakit.
“Kalau hasilnya normal-normal saja, faktor risiko gak ditemukan, maka ya sudah kondisi sehat. Apabila terdapat normal tapi terjadi risiko, setelah skrining misalnya ada orang tuanya yang punya riwayat penyakit jantung atau gula, kita kasih edukasi untuk mempertahankan pola dan gaya hidup,” terangnya.
Sama halnya dengan hasil prapenyakit, faskes terkait akan memberikan edukasi kepada pasien tersebut.
Untuk pemeriksaan pasien dengan kondisi sakit, kata dia, akan di rujuk ke faskes RS.
“Yang kita rujuk adalah apabila hasil pemeriksaan di puskesmas menyatakan ada kondisi sakit. Misal gula tinggi dan lain-lain, akan di lakukan rujukan sesuai dengan alur rujukan BPJS ke RS, baik itu RS yang level pertama atau lanjutan,” pungkasnya. (*)
Editor: Farah Nazila