Adinda Thomas berperan sebagai antagonis yang meneror Alin, sementara Teuku Rifnu Wikana muncul sebagai karakter misterius, Urip Mahesworo. Kedua aktor ini berhasil memberikan kontribusi besar pada film, menghadirkan ketegangan dan kejutan bagi penonton.
Pemukiman Setan pun tidak lupa memasukkan adegan jump scare. Meskipun fokus pada aksi, momen jump scare dalam film ini terasa efektif, memberikan sentuhan ketegangan kepada penonton.
Visual make-up yang mengerikan juga berhasil menambahkan elemen kengerian, seperti pada ‘hantu’ dari masa lalu Alin yang tampak mengerikan.
Sebagai film horor, Pemukiman Setan barangkali memiliki kisah yang tak terlalu istimewa, namun eksposisi naratifnya menarik untuk penjelajahan lebih lanjut.
Film ini berhasil menciptakan nuansa seram melalui teknis yang baik, meskipun atmosfer rumah tua dalam film terasa biasa saja. Namun, ketika adegan berdarah dan karakter pendukung muncul, film ini menunjukkan keberanian dan daya tarik tersendiri.
Keberanian Charles Ghozali dalam memperlihatkan adegan berdarah yang nyata membuat Pemukiman Setan menonjolkan pengaruh horor klasik Indonesia dari era 80an, dengan sentuhan modern.
Penggunaan logat Jawa juga memberikan nuansa lokal yang membumi, membuat film ini dapat berbagai lapisan penonton nikmati.
Maudy Effrosina kembali memberikan penampilan luar biasa dalam peran utama film ini, menambah daya tarik film setelah kesuksesannya di Qodrat.
Saksikan Pemukiman Setan di bioskop terdekat mulai hari ini, Kamis, 25 Januari 2024, dan jangan lewatkan dua adegan post-credit yang menarik di akhir film. (*)