Jateng

Okupansi Hotel Anjlok hingga 60 Persen, PHRI Salatiga Sebut Belum Ada PHK

×

Okupansi Hotel Anjlok hingga 60 Persen, PHRI Salatiga Sebut Belum Ada PHK

Sebarkan artikel ini
phk salatiga
Ketua PHRI Kota Salatiga, Arso Adji Sadjiarto (depan kiri), saat menyerahan persyaratan pendaftaran ketua PHRI Kota Salatiga, di Grand Wahid Hotel Salatiga, Senin (16/06/2025). (Dok Istimewa)

SALATIGA, beritajateng.tv – Di tengah situasi bisnis yang masih terpukul kebijakan efisiensi, belum ada laporan adanya PHK di lingkungan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Salatiga.

Kendati demikian, tiap manajemen usaha perhotelan di daerah ini memiliki strategi guna menyiasati agar bisnis mereka bisa bertahan dalam situasi yang kurang menguntungkan tersebut.

Menurut Ketua PHRI Kota Salatiga, Arso Adji Sadjiarto, kebijakan efisiensi anggaran di lingkup pemerintahan cukup berdampak pada okupansi hotel dan kunjungan di restoran.

Di lingkungan PHRI di kota tersebut, okupansi hotel mengalami penurunan hingga 60 persen. Kemudian, kunjungan ke restoran juga mengalami penurunan berkisar 30 hingga 40 persen.

“Namun, sampai hari ini belum ada laporan adanya PHK terhadap pekerja di sektor perhotelan,” ungkapnya, usai menyerahan persyaratan pendaftaran ketua PHRI Kota Salatiga, di Grand Wahid Hotel Salatiga, Senin 16 Juni 2025.

BACA JUGA: Okupansi Hotel di Jawa Tengah Turun Hingga 15 Persen saat Lebaran, PHRI Khawatir PHK Massal

Arso menambahkan, angin segar memang sempat berhembus setelah ketentuan terkait pelaksanaan kegiatan di hotel maupun restoran sudah Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) longgarkan.

Kendati begitu, ini juga belum banyak memperbaiki kondisi yang terjadi. Karena pemerintah daerah umumnya juga masih berfokus pada instruksi efisiensi dalam pengelolaan anggarannya.

Ia melihat kondisinya masih sama. “Deal dengan instansi pemerintahan daerah sejauh ini masih melambat dan tidak banyak kegiatan dan acara yang dilaksanakan di Salatiga,” tegasnya.

Arso juga menjelaskan, sejumlah strategi yang diambil untuk menyiasati situasi ini. Misalnya melalui pengurangan bonus karyawan tetap karena target kunjungan atau okupansi tidak terpenuhi.

Sementara untuk para pegawai casual, sementara ada yang belum bekerja, karena memang belum ada pekerjaan. “Namun mereka akan dipanggil bekerja lagi jika ada peningkatan okupansi,” tambahnya.

Arso berharap, sejumlah agenda kegiatan kembali bergairah setelah bulan Muharram nanti. Sebab bagi masyarakat Jawa, menjelang bulan Muharram seperti sekarang memang sepi hajatan.

“Kita semua berharap setelah Muharram atau Suro nanti kembali ada agenda atau hajatan yang kembali berlangsung di hotel maupun di restoran yang ada di Kota Salatiga ini,” tegasnya.

Simak berbagai berita dan artikel pilihan lainnya lewat WhatsApp Channel beritajateng.tv dengan klik tombol berikut:
Gabung ke Saluran

Tinggalkan Balasan